Kevin Mintaraga : Rahasia Magnivate Sehingga Menjadi Digital Agency Terbesar di Indonesia (Part 2)

Asking questions is a sign of strength.


You need a plan
Rekan-rekan di sini kebanyakan startup, saya melihat startup harus punya vision and plan.
Saya dari awal sudah punya plan, untuk caranya mendapatkan Nokia sebagai klien, saya harus ke regional untuk build credibility, kalau tidak begitu saya harus bangun perusahaan berapa tahun untuk bisa ketok pintu nokia ?
Dalam sebuah plan sebenarnya ada kata �council� atau nasihat.

Ketika kamu punya plan, kamu tau mau ke mana, kamu bisa nanya orang untuk minta nasihat. Tetapi kalau kamu tidak punya plan, you cannot get council, councilnya tidak nyambung.
Salah satu hal yang saya lakukan dari dulu sampai sekarang, saya lebih banyak bertanya daripada menjawab, karena menurut saya, asking questions is a sign of strength.

Banyak sekali miliarder di luar negeri ada Jay Leno, Oprah, mereka semua miliarder, kerjaan mereka apa ? asking question. Tetapi menanyakan pertanyaan yang berkualitas.
Pertama, definisikan visinya, start having a plan, ketika sudah punya plan kita bisa mendapatkan council.

You need vision
Visi ini penting sekali, karena jika foundernya tidak punya visi yang jelas ini mau dibawa ke mana, most of the time karyawan kamu akan work for money.
Akan berbeda sekali jika founder bisa mendefinisikan visinya dan tim kamu punya believe, maka tim kamu akan work tirelessly to make that happen with you, untuk mereka, mencapai visi ini adalah sebuah achievement.

Akan berbeda jika founder tidak memiliki vision yang jelas, seringkali orang-orangnya tidak lama bertahan lama karena akan pindah kerja jika mendapatkan tawaran lebih baik.
Hal penting lainnya adalah harus jelas dari awal kalian buat bisnis ini untuk apa sih ?
Magnivate dari awal memang ada funding, kecil sekali, kami tumbuh organik karena kami service, mungkin rekan-rekan startup agak berbeda karena membuat produk.
Kamu harus punya goal yang jelas :
  1. Mau dijadikan devidend company yang akan mengamankan hari tua, bisa ambil deviden tiap tahun walau sudah pensiun. atau
  2. Mau dibuat untuk dijual ke perusahaan lain, untuk exit atau
  3. Go public, jual saham ke public
Dari awal kami sudah tahu arahnya seperti apa, kami rancang dari awal untuk bisa diakuisisi oleh investor.

Magnivate dibangun untuk memfasilitasi other people�s passion
On top of that, kamu harus tahu passion kamu, karena kamu tidak akan merasa kerja sepanjang hidupmu ketika passion kamu cocok dengan job desc atau rule kamu.
Passion saya dari dulu bukan digital marketing, semua orang tahu ini, yang passionate di digital marketing adalah partner saya. Passion saya di people dan giving. Saya merasa memiliki kepuasan besar apabila saya bisa membantu memfasilitasi orang lain mencapai visi, dream atau goal mereka.
Magnivate  tidak pernah dibuat untuk menjadi agency digital terbaik dan terbesar seperti sekarang.

Kalau memang Magnivate menjadi agency digital terbaik dan terbesar, adalah hasil dari passion kami, karena Magnivate dibangun untuk memfasilitasi other�s people passion.
Magnivate sampai sekarang total karyawan yang sudah keluar masuk sekitar 300-400 orang, saya melakukan interview dengan masing-masing dari mereka dengan sheet excel yang merupakan blueprint of the company sebagai panduan saya.

Saya menginterview mereka, nama, posisi, umur, sebelum dia join dia bekerja di mana, personality score nya seperti apa, sudah berapa lama kerja, sudah punya keluarga atau belum, kapan mau punya keluarga, klien yang dihandle apa, visi dia apa, sekarang happy atau tidak dengan atasan, 3 taun lagi ingin punya gaji berapa, weakness dia apa, are you a believer? Kalau believer, ayat emasnya apa ?
Saya tanya-tanya terus dengan detail. Saya mengerti masing-masing orang itu seperti apa, dari situ saya tahu posisi orang ini apakah memungkinkan orang ini untuk mencapai visinya. Job desc mereka harus nyambung dengan passion mereka.  Mereka harus bertumbuh, dengan tim bertumbuh maka leadership company juga bertumbuh.

Ini adalah sebab kenapa kami bisa bertumbuh organically.
Kami juga menempatkan unique ID di meja tiap orang berisi DISC score nya.
Kami masing-masing juga ikut training DISC.
Misalnya ada orang I nya paling tinggi, C nya paling rendah. I nya paling tinggi artinya people person, talkative dan communicator, C nya rendah artinya ia suka lupa, tidak teliti, suka miss.
Ketika ada designer yang seperti ini I tinggi C rendah, maka kita harus pasangkan dengan copywriter yang C nya tinggi. Kalau dua-duanya C nya rendah bisa banyak miss.

Kita sudah lakukan training ini 2 tahun dan kami growth luar biasa karena training ini sebenarnya. Ini penting sekali karena kami apply yang namanya 3A (Aware, Accept, Adaptation), ketika kami ambil training ini, orang akan mengerti dirinya, akan aware who they are, karakter tidak bisa diubah tetapi sifat bisa diubah.
Misalnya 2 cofounder Telunjuk, Redya (CTO) dan Drata (CMO),  Redya pasti C nya tinggi karena orangnya detil, mau tahu, sedangkan Drata I nya tinggi, lebih mudah ngomong dan jualan ke orang, untuk Redya mungkin butuh effort lebih untuk kenalan dengan orang baru.

Nah ini penting tetapi tidak semua orang tahu, bayangkan kalau di kantor �kok ini orang rese banget sih? ngajak gue ngobrol melulu ?� tetapi kalau sudah lihat score DISC nya ia akan maklum, oh memangnya begini, I nya tinggi. Ketika mulai aware, orang akan menerima hal ini dan multiplikasi akan terjadi ketika mereka bisa beradaptasi satu dengan yang lain dan mereka memahami bagaimana mekanisme gameplay dalam perusahaan.

Konsep 3A ini kami lakukan sekitar 2 tahun lalu dan growth kami lebih dari 2x lipat karena sinergi yang terjadi dalam perusahaan.
Hal penting lainnya, manajemen juga meng-apresiasi tim untuk menjadi dirinya sendiri. Kami percaya bahwa at the end of the day, people is the heart of the business.

We�re a bunch passionate happy people
Kami memastikan orang-orang di dalam company bahagia, tahun lalu kami ber-70 ke Hongkong, taun ini ke Korea 100 orang lebih untuk merayakan perjalanan kami bersama-sama.
Only happy people can make other people happy.
Jika kamu tidak happy bagaimana mau buat klien happy ?
Sebenarnya jadi sebuah happiness circle. Jika karyawan bahagia dan passionate, mereka akan memberikan output terbaik dari usaha mereka, hasilnya adalah output yang bagus dan kepuasan klien, hasilnya bisnis lebih banyak dan profit lebih banyak.
Dengan mengimplementasikan cara berpikir seperti ini, kami bertumbuh sangat cepat dari 6 orang di 2008 menjadi 100 orang di 2011 dan 140 orang di 2012. Tahun lalu kami diakuisisi dan menjadi tonggak sejarah akuisisi digital agency pertama di Indonesia.

Sumber : startupbisnis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

How to Contact Facebook Support: 7 Easy (& Direct) Ways

  We�re here for you. Thankfully, Facebook offers many options when seeking support. We developed this guide to show you all the ways to co...