Mencetak cuan dari situs market place

Pasar anak muda menjadi salah satu ceruk bisnis yang cukup potensial untuk disasar oleh para pebisnis. Salah satunya lewat sektor fesyen. Terang saja, anak muda memang selama ini sangat lekat dengan tren fesyen dan gaya hidup. Mereka sangat mudah mengikuti tren mode terkini agar selalu terlihat trendi. Itulah yang membuat Aria Rajasa, pendiri situs Tees.co.id optimistis membangun situs toko online yang menyasar kalangan anak muda.

Agar usahanya ini berbeda dengan toko online kebanyakan, Aria membuat beberapa perbedaan layanan dalam situs ini. Salah satunya adalah para konsumen bisa memesan produk fesyen yang tersedia di toko ini dengan desain yang mereka inginkan alias customized. Produk fesyen yang ditawarkan seperti kaus anak dan dewasa, kemeja, sweater, jacket, casing ponsel, poster dan banyak lagi.

Situs ini dibuat berawal dari pengalaman Aria yang kesulitan membeli kaus-kaus clothing line yang sedang tren di kalangan anak muda sejak beberapa tahun silam. Clothing line adalah bisnis pakaian dan produk fesyen karya desainer independen yang biasanya dipasarkan lewat distro-distro atau melalui jejaring sosial (online).


Karena waktu itu selalu ada rata-rata kuantitas minimum yang harus dia beli. Padahal, dia hanya membutuhkan sedikit untuk dia gunakan sendiri. Sehingga dia merasakan kebingungan bagaimana cara mengatasi stok kaus yang berlebih. Dari situ, dia memiliki ide untuk menjalankan bisnis clothing line namun tidak perlu ada kuantitas pembelian minimum bagi para konsumen. "Sehingga masalah kelebihan persediaan bisa diatasi," ujar dia.

Itulah yang membuat situs Tees.co.id terbentuk dengan metode print-on demand, alias dibuat setelah ada pesanan yang datang. Situs Tees.co.id sengaja di bentuk untuk memudahkan para desainer kaus atau yang ingin mencari produk fesyen dengan desain unik dapat dengan mudah mendapatkannya di situs ini tanpa harus ada jumlah minimum pemesanan.

Ada 20 kategori produk
Menurut dia, model situs seperti ini bukan hal baru di luar negeri. Namun Aria mulai memperkenalkan dan mengadadaptasikan di Indonesia. Bersama dengan dua rekannya, Bima dan Gary, mereka mendirikan situs Tees.co.id di tahun 2011. Berbekal dari ilmu yang dia dapat dari kuliah di jurusan Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI), Aria mengembangkan situs ini bersama teman-temannya dengan modal yang minimal.
Sebelumnya, Aria memang telah memiliki cukup pengalaman dalam bidang desain web dan blog. Pada tahun 2005 silam, dia sempat membuat desain dan program situs  e-Aceh-nias.org yang isinya menampilkan data bantuan dana untuk tsunami Aceh dari berbagai pihak. Di tahun 2010, dia juga mengembangkan situs toko online gantibaju.com.

Aria bilang, kelebihan situs ini adalah tujuannya yang untuk memudahkan semua orang untuk menjual desain mereka dalam berbagai bentuk produk fesyen tanpa modal dan pengetahuan pencetakan. Arya juga ingin semua orang bebas berkarya dan menghasilkan uang dari karyanya sendiri. Sehingga, setiap orang yang memiliki banyak ide desain dalam kepalanya, dapat membuka lapak sendiri di situs ini.
Aria akan mengurus semua hal dari hal pembelian dan pembayaran, percetakan, pengiriman dan layanan purna jual. Sehingga desainer yang memiliki toko di situs ini bisa focus dalam berkarya dan mempromosikan desain mereka.

"Awalnnya kami membuka usaha ini dengan modal nekat aja, kami buat prototype awal dan langsung jalan. Ternyata mendapatkan respons yang lumayan, sehingga kami teruskan sampai sekarang,� ucap Aria.
Saat ini Tees.co.id  mempunyai lebih dari 20 kategori produk fesyen yang dijajakan. Aria bilang Tees.co.id memang fokus menjual produk-produk mulai dari kaus, kemudian melebar ke produk fesyen lainnya. Ada tiga kategori besar yakni: fesyen, asesoris gadget dan produk dekorasi yang diaplikasikan dengan cara dicetak, seperti poster.

Lantaran customized, produk yang dijajakan di sini lebih personal. Semisal ada pelanggan yang ingin menambahkan inisial namanya di sebuah produk, atau munta dibuat hadiah untuk teman dengan menambahkan nama teman tersebut di sebuah mug. "Semua itu bisa dilakukan di Tees.co.id," katanya.
Sistem kerjasama antara Aria dengan para desainer yang membuka lapak sendiri di situs ini adalah hanya dengan mendaftar saja dan tidak dipungut biaya atau gratis tanpa modal. Manajemen Tees.co.id berusaha semaksimal mungkin untuk mempermudah orang dalam berjualan. cukup dengan membuka toko di Tees, memasukkan produk mereka, dan mereka sudah siap berjualan. "Biasannya kami hanya mengambil keuntungan dari komisi setiap penjualan,� tandas Aria.

Sistem bagi keuntungan hanya dengan mengenakan ongkos produksi cetak kaus saja sebesar Rp 120.000 per unit. Misalnnya harga jual kaus ke konsumen sebesar Rp 149.000 per unit, Aria hanya mengambil untung dari harga produksi kaus sebesar Rp 120.00. Sehingga si pemilik desain akan mendapat sisa hasil penjualan sebesar Rp 29.000 per kaus.

Penetapan harga jual diserahkan kepada masing-masing desainer. Namun Aria juga memberi saran bagi para penjual untuk menentukan harga jual. �Dari harga produksi itu kami menjamin tanpa risiko dan proses pembuatannya cepat. Kami sediakan semua dari online market place, produksi, pengurusan stok barang, sampai layanan konsumen,� ujar Aria. Saat ini Tees.co.id  telah memiliki lebih dari 20.000 pemilik toko yang sudah menghasilkan lebih dari 100.000 desain produk fesyen.    
                            
Demografi pembeli Tees.co.id saat ini yang terbesar berasal dari Jakarta. Kemudian setelah itu dari beberapa kota besar lainnya seperti Surabaya, Solo, dan Makassar. Sementara para desainer yang membuka lapak di situs ini cukup merata, meskipun Jakarta tetap menjadi daerah dengan store owner terbesar. Namun sayang, Aria Rajasa, pendiri Tees.co.id enggan menyebutkan berapa banyak omzet penjualan per bulan yang dia raih.

Ke depannya, Aria memiliki mimpi dan rencana untuk melebarkan sayap ke Asia Tenggara dalam waktu dekat ini. Dia juga ingin membuat Tees.co.id menjadi  tempat tujuan semua orang yang membutuhkan customized merchandise.
Agung Harsoyo, pengamat e-commerce mengatakan, situs ini cukup bagus karena memudahkan desainer bisa menjual produknya dan tetap fokus melakukan desain tanpa harus mengurus masalah pemasaran dan lainnya. Ini merupakan satu model bisnis baru dan kreatif. "Saya rasa pembagian keuntungan pun cukup realistis, dan menguntungkan masing-masing pihak,� ujar Agung kepada KONTAN.

Agung menyarankan, agar perlu diperhatikan masalah sistem pembayaran produk. Karena produk dalam situs ini menyasar anak muda, sehingga belum tentu semua anak muda memiliki rekening bank sendiri. Tidak ada salahnnya Tees.co.id menjalin kerjasama denga convenience store seperti Seven Eleven, Indomaret, Lawson, Circle K, dan lainnya untuk bisa melakukan transaksi pembelian produk di Tees.co.id. Ini untuk mendekatkan dengan target pasar anak muda dan untuk kemudahan transaksi.

Selanjutnya,  sebagai situs market place, ada baiknya situs ini membuat aplikasi untuk bisa memantau alias tracking posisi pengiriman barang hingga barang pesanan sampai tujuan. Ini bertujuan agar konsumen bisa merasa aman dalam melakukan transaksi.      

Sumber : kontan.co.id
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.com
http://tas-dompet-organizer.blogspot.com

How to Contact Facebook Support: 7 Easy (& Direct) Ways

  We�re here for you. Thankfully, Facebook offers many options when seeking support. We developed this guide to show you all the ways to co...